PERNIKAHAN KRISTEN
2. Pentingnya Komunikasi dalam Pernikahan dan
Keluarga
Beberapa
aspek pendukung komunikasi, antara lain:
a.
Hubungan suami-istri dinomorsatukan di atas segalanya. Hal yang penting
menyangkut soal sikap, kepedulian, mementingkan pasangan, mau menyediakan
waktu, mau menerima, dan mendengarkan. Dalam konteks ini, hubungan lebih penting
daripada prestasi.
b.
Hal-hal yang menyangkut masalah keluarga perlu dibicarakan bersama. Diharapkan
pada akhirnya akan tecapai suatu kemufakatan, atau paling tidak saling
pengertian. Hal-hal yang perlu dibicarakan misalnya, masalah hubungan dengan
orang tua dan sanak saudara, masalah ekonomi keluarga, pekerjaan, pendidikan
anak, kegiatan dalam masyarakat, penghayatan tentang agama, hobi, dan
lain-lain.
c.
Cinta kasih melebihi sekadar perasaan. Karena perasaan dapat berubahubah,
sedang cinta kristiani adalah tetap setia “dalam suka maupun duka, dalam sehat
dan sakit”. Meskipun kehangatan mulai menurun, namun tetap saling menerima apa
adanya, saling mau membantu untuk berkembang, dan menemukan pribadi pasangan
yang sejati, tanpa memaksa yang lain menjadi seperti yang diinginkan.
d.
Seharusnya kedua belah pihak, minimal setiap hari saling mengucapkan atau
mengungkapkan kata yang baik atau kata pujian. Sebaliknya kritik, ejekan,
tuduhan, celaan, maupun sindiran sebaiknya dihindari. Apabila timbul perasaan
negatif, sebaiknya jangan dipendam atau didiamkan saja, jauh lebih baik apabila
dibicarakan secara terbuka.
5. Pernikahan Menuju Pada Realisasi “Gereja
Keluarga”
Terdapat
persamaan antara gereja dan keluarga, yaitu:
t
Keluarga dan gereja merupakan suatu institusi atau lembaga yang bertumbuh.
t
Semua fungsi dan panggilan gereja, juga menjadi fungsi dan panggilan keluarga
Kristen, yaitu panggilan untuk melayani (diakonia), bersekutu (koinonia), dan
bersaksi (marturia). Beberapa fungsi dan tugas panggilan gereja di dalam
keluarga sebagai “gereja keluarga” atau “gereja domestik”, adalah sama dengan
tugas panggilan gereja, antara lain:
a. Panggilan untuk Melayani
Komunitas
keluarga sebagai gereja domestik terpanggil untuk saling melayani dan berkorban
antaranggota keluarga yang akhirnya berdampak kepada masyarakat. Semangat
melayani ini menuntut adanya keterbukaan, saling menerima, saling pengertian,
kesabaran, dan pengampunan. Keluarga merupakan sekolah pertama untuk
mengajarkan nilai-nilai pelayanan yang menjadi prinsip keberadaan serta
perkembangan gereja dan masyarakat. Keluarga menjadi tempat yag paling efektif
untuk memanusiakan manusia secara khusus menjaga dan mewariskan nilai-nilai
etis. Salah satu contoh praktis dapat dibaca dalam 1 Petrus 4 ayat 9-10, yang
berisi ajakan untuk melayani satu sama lain berdasar karunia yang dimiliki.
b. Panggilan untuk Bersekutu
Keluarga
Kristen pada dasarnya merupakan pesekutuan antarpribadi. Oleh karena itu,
keluarga adalah sekolah hidup bersama dan utama. Keluarga Kristen seharusnya
menjadi contoh dan stimulus bagi pengembangan relasi, bahkan persekutuan yang
lebih luas. Hal ini ditandai dengan adanya dialog, penghargaan, persekutuan
bersama, kebaktian bersama, dan doa bersama. Dalam 1 Timotius 4: 7b-8 berisi
nasihat untuk melatih diri dalam beribadah yang akan berguna dan menyentuh
berbagai aspek kehidupan. Keluarga Kristen seharusnya menjadi sekolah
persekutuan dan doa bersama yang sejati untuk berjumpa dengan Yesus Kristus,
bukan hanya sekedar untuk memohon dan mengadu, tapi terutama untuk mendengarkan
dan merenungkan Firman Tuhan, memuji, menyembah, serta bersyukur. Orang tua
bertanggung jawab untuk mengajarkan hal berbakti dan berdoa kepada anak-anak
sesuai dengan iman yang telah dinyatakan di dalam pembaptisan maupun pengakuan
percaya, agar dapat menyembah Tuhan dan mengasihi sesamanya
c.
Panggilan untuk Bersaksi
Tugas
pokok keluarga Kristen adalah dipanggil untuk membangun Kerajaan Allah di bumi,
dengan ikut serta dalam hidup dan misi gereja. Oleh karena itu, keluarga harus
menampilkan jati diri maupun misinya sebagai suatu persekutuan hidup di dalam
kasih. Keluarga sebagai pusat untuk menghadirkan kabar baik atau injil bagi
lingkungannya, sebagai usaha untuk menghadirkan Kristus yang memberikan dirinya
bagi dunia. Keluarga perlu solider dan setia kepada kebutuhan lingkungannya.
Dengan demikian, keluarga sudah menampilkan dan melaksanakan panggilan bagi
lingkungannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar